Adonan tepung yang sudah selesai dibungkus dengan plastik dan didiamkan
selama kurang lebih satu jam. Setelah itu, baru adonan siap diolah menjadi mie. Adonan
didiamkan cukup lama agar menjadi liat, sehingga mudah mengolahnya. Langkah pertama,
adonan digulung dan ditarik-tarik hingga menyerupai tali besar.
Langkah kedua dan seterusnya, dilipat
menjadi dua dan digulung-gulung menjadi satu.Proses ini
dilakukan sepuluh kali. Tujuannya, agar adonan semakin lentur. Selain ditarik-tarik,
kadang adonan diberi tambahan minyak dan tepung agar semakin liat dan tidak
mudah putus.
Setelah cukup
lentur, adonan ditarik lagi. Lalu, kedua ujungnya disatukan dalam satu tangan.
Sementara tangan yang lain menjaga agar adonan tidak lengket menjadi satu.
Adonan ditarik lagi, lalu dilipat lagi, lalu ditarik lagi. Begitu seterusnya.
Jika
diperhatikan, setiap kali ditarik dan dilipat, adonan menjadi dua utas tali
mie. Ketika dilipat dan ditarik, bertambah menjadi empat, lalu menjadi delapan.
Setelah dilipat, jumlah tali mie menjadi dobel. Mie terus ditarik-tarik sampai
mencapai ukuran yang diinginkan.
Penjual
la
mian biasanya baru akan membuat jika ada yang memesan mie. Jadi, mie-nya
selalu
baru. Pembeli dapat menunggu pesanan sambil melihat atraksi tukang mie
membuat
la mian. La mian biasa disajikan panas-panas dengan daging sapi, daging
ayam. Dapat juga disajikan dingin sebagai campuran salad, seperti
tomat, timun, dan lainnya.
dari berbagai sumber