Menurut Prof DR. Made Astawan, Ahli Teknologi Pangan dan Gizi, asparagus bermanfaat sebagai berikut:
1. Cegah Osteoporosis
Asparagus biasanya disajikan setelah direbus dan dikukus. Di Belanda, asparagus biasanya disajikan dalam bentuk pasta. Selain itu, asparagus biasanya diminyaki dengan olive oil dan dikonsumsi bersama keju. Asparagus yang disukai adalah yang bentuknya tidak terlalu panjang. Di Indonesia, asparagus biasanya disajikan dalam bentuk sup dengan campuran kepiting. Asparagus merupakan salah satu jenis sayuran yang mempunyai nilai gizi yang sangat baik. Kandungan gizi asparagus dapat dilihat pada tabel. Asparagus merupakan sumber vitamin K, asam folat, vitamin C, dan vitamin A yang sangat luar biasa (excellent).
Asparagus biasanya disajikan setelah direbus dan dikukus. Di Belanda, asparagus biasanya disajikan dalam bentuk pasta. Selain itu, asparagus biasanya diminyaki dengan olive oil dan dikonsumsi bersama keju. Asparagus yang disukai adalah yang bentuknya tidak terlalu panjang. Di Indonesia, asparagus biasanya disajikan dalam bentuk sup dengan campuran kepiting. Asparagus merupakan salah satu jenis sayuran yang mempunyai nilai gizi yang sangat baik. Kandungan gizi asparagus dapat dilihat pada tabel. Asparagus merupakan sumber vitamin K, asam folat, vitamin C, dan vitamin A yang sangat luar biasa (excellent).
Konsumsi
1 cangkir asparagus dapat memenuhi 114,8 persen dari kebutuhan tubuh
akan vitamin K setiap hari. Vitamin K berguna untuk pengeluaran
protrombin yang diperlukan untuk pembekuan darah. Selain itu, vitamin K
juga diperlukan untuk pembentukan dan perbaikan tulang. Vitamin K dapat
membantu proses sintesis osteocalcin yang dapat membantu mencegah
osteoporosis. Vitamin K memainkan peran penting di dalam saluran usus
dan membantu mengubah glukosa menjadi glikogen untuk disimpan di dalam
hati. Kekurangan vitamin K dapat menyebabkan perdarahan gusi, hidung,
usus, dan saluran kencing.
2. Sifat Diuretik
Asparagus dapat disajikan panas ataupun dingin. Namun, pada proses pengolahan sebaiknya hindari peralatan masak yang menggunakan besi karena kandungan tanin akan bereaksi dengan besi dan menyebabkan perubahan warna pada asparagus. Asparagus yang baik mempunyai bentuk melingkar. Asparagus putih mempunyai flavor yang lebih lembut dibandingkan dengan asparagus hijau. Di pasaran saat ini juga terdapat asparagus ungu yang lebih terasa seperti buah dibanding asparagus putih maupun hijau.
Untuk menghasilkan flavor yang terbaik, konsumsi asparagus sebaiknya dilakukan sehari atau dua hari setelah dibeli. Asparagus sebaiknya disimpan dalam refrigerator (lemari pendingin). Hindari pencahayaan lampu atau sinar matahari saat penyimpanan karena akan merusak struktur asam folat pada asparagus. Asparagus mempunyai sifat diuretik yang sangat baik. Hal itu disebabkan kandungan asam amino asparagin di dalamnya. Sifat diuretik tersebut dapat dimanfaatkan untuk menguras komponen toksik (racun) yang ada di dalam tubuh, yaitu melalui urin.
Namun, konsumsi asparagus berlebih dapat menyebabkan urin (air kencing) menjadi berbau tidak sedap. Hal itu disebabkan kombinasi methyl mercaptan dengan S-methyl-thioacrylate dan S-methyl-3- (methylthio)thiopropionate. Penderita gout atau asam urat disarankan untuk tidak mengonsumsi asapargus secara berlebihan. Hal itu disebabkan kandungan purinnya yang cukup tinggi.
3. Sahabat Hati
Asparagus juga diunggulkan sebagai bahan pangan yang kaya akan triptofan, vitamin B1, B2, B3, B6, mangan, serat pangan, tembaga, fosfor, kalium, dan protein (kategori very good). Kandungan gizi lain yang cukup potensial adalah besi, seng, magnesium, selenium, dan kalsium (kategori good). Asparagus kaya akan triptofan yang biasanya banyak terdapat pada produk hewani, seperti daging dan telur.
2. Sifat Diuretik
Asparagus dapat disajikan panas ataupun dingin. Namun, pada proses pengolahan sebaiknya hindari peralatan masak yang menggunakan besi karena kandungan tanin akan bereaksi dengan besi dan menyebabkan perubahan warna pada asparagus. Asparagus yang baik mempunyai bentuk melingkar. Asparagus putih mempunyai flavor yang lebih lembut dibandingkan dengan asparagus hijau. Di pasaran saat ini juga terdapat asparagus ungu yang lebih terasa seperti buah dibanding asparagus putih maupun hijau.
Untuk menghasilkan flavor yang terbaik, konsumsi asparagus sebaiknya dilakukan sehari atau dua hari setelah dibeli. Asparagus sebaiknya disimpan dalam refrigerator (lemari pendingin). Hindari pencahayaan lampu atau sinar matahari saat penyimpanan karena akan merusak struktur asam folat pada asparagus. Asparagus mempunyai sifat diuretik yang sangat baik. Hal itu disebabkan kandungan asam amino asparagin di dalamnya. Sifat diuretik tersebut dapat dimanfaatkan untuk menguras komponen toksik (racun) yang ada di dalam tubuh, yaitu melalui urin.
Namun, konsumsi asparagus berlebih dapat menyebabkan urin (air kencing) menjadi berbau tidak sedap. Hal itu disebabkan kombinasi methyl mercaptan dengan S-methyl-thioacrylate dan S-methyl-3- (methylthio)thiopropionate. Penderita gout atau asam urat disarankan untuk tidak mengonsumsi asapargus secara berlebihan. Hal itu disebabkan kandungan purinnya yang cukup tinggi.
3. Sahabat Hati
Asparagus juga diunggulkan sebagai bahan pangan yang kaya akan triptofan, vitamin B1, B2, B3, B6, mangan, serat pangan, tembaga, fosfor, kalium, dan protein (kategori very good). Kandungan gizi lain yang cukup potensial adalah besi, seng, magnesium, selenium, dan kalsium (kategori good). Asparagus kaya akan triptofan yang biasanya banyak terdapat pada produk hewani, seperti daging dan telur.
Selain itu, asparagus juga kaya akan vitamin B kompleks dan sejumlah mineral yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Kandungan seratnya juga tergolong dalam kategori sangat baik. Serat mempunyai manfaat untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah dengan menghambat penyerapan lemak atau kolesterol dalam usus besar, sehingga kadar kolesterol dalam darah tidak meningkat.
dari berbagai sumber