SELAMAT DATANG DI KATERING SARI RASA

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436 / 2015

Kepada seluruh Yth., 
Para Pelanggan
Rekan Kerja
Supplier
di tempat




Keluarga Besar Katering Sari Rasa Magelang
mengucapkan:








Makan ketupat sayur santen, 
Wonten lepat nyuwun pangapunten.

Udang galah masuk selokan,
Jika ada salah mohon dimaafkan.


1 Syawal 1436 H / 2015

Salam Sari Rasa Magelang

Steak Atau Bistik

Apakah bistik itu? Bistik atau steik (Ing: steak) adalah sepotong besar daging, biasanya daging sapi. Namun, juga daging merah, dada ayam dan ikan seringkali dipotong untuk diolah menjadi steik. Kebanyakan steik dipotong tegak lurus dengan serat otot, menambah kelegitan daging. Steik biasanya dimasak dengan dipanggang di atas bara  api arang, di oven, atau bahkan digoreng. Steik biasanya disajikan dengan nasi, kentang, roti atau pasta.

Pada umumnya ada beberapa macam steik yang populer di rumah makan steik, antara lain:
1. Tenderloin
Dianggap sebagai raja steik karena paling lembut dan empuk. Teksturnya lembut, berbentuk oval dan ukurannya kira-kira sebesar bola baseball. Daging ini diambil di atas paha belakang sapi. 85 gram (3 oz) daging ini mengandung 250 kalori, 21,4 gram protein, dan 17,2 gram lemak.

2. Sirloin
Sirloin steik adalah potongan daging dengan sedikit potongan tulang yang ditinggalkan karena akan menambah rasa daging yang ada. Menurut daerah tempat daging ini dipotong, sirloin dapat berupa bottom sirloin atau top sirloin steik . Ukuran steik  ini biasanya berada di ukuran diameter 5-10 cm dengan tebal 1,5 sampai 4 cm. 85 gram (3 oz) sirloin adalah 220 kalori, 22 gram protein, 12,8 gr lemak. Sirloin biasanya lebih murah daripada tenderloin dengan rasa yang hampir sama nikmatnya.

3. T-Bone
Steik  ini dinamai demikian karena tulang berbentuk T yang ada di dalam daging tadi. 85 gram daging T-Bone mengandung sekitar 260 kalori, dengan 19.6 gram lemak dan protein dalam jumlah yang sama. Daging ini memiliki nutrisi yang tinggi dan biasanya dimatangkan dengan cara dibakar dia tas bara atau nyala api. Steik  ini lebih mahal daripada Sirloin tapi masih lebih murah daripada tenderloin.


Untuk memasak steik ada beberapa tingkat kematangan yang umum di Indonesia, antara lain:
1. Rare (Mentah)
Dalam kondisi ini steik  biasanya masih berwarna merah, dari bagian terluar steik  hingga bagian dalam, temperatur yang pas untuk tingkat kematangan Rare adalah sekitar 52-55 derajat celcius.

2. Medium Rare
Bagian tengah steik  masih berwarna merah dan hangat sementara bagian luar sudah setengah matang. Temperatur yang pas untuk tingkat kematangan Medium Rare adalah sekitar 55-60 derajat celcius.

3. Medium
Steik  sudah berwarna Pink dan Kenyal, bisa dibilang ini sebutan untuk steik  setengah matang. Kelebihan dari steik  medium adalah masih banyaknya juice yang terkandung dalam steik . sementara kekurangannya adalah steik  lebih cepat dingin. Temperatur yang tepat adalah sekitar 60-65 derajat celcius.
4. Medium Well
Steik  sudah hampir matang, ada sebagian yang masih berwarna pink ditengah steik . Ini adalah tingkat kematang steik  yang paling enak buat di konsumsi, juice dagingnya masih terasa dan tidak terlalu mentah. temperatur yang pas adalah sekitar 65-70 derajat celcius.

5. Well done.
Steik  sudah matang sempurna, berwarna kecoklatan sepenuhnya. Ini adalah tingkat kematangan favorit buat orang indonesia. temperatur yang pas sekitar 71 derajat celcius lebih.

Demikianlah jenis-jenis steik dan tingkat kematangan daging steik. Selamat menikmati steik sesuai selera rasa para saudara.


Dari beberapa sumber.

Goreng Sangrai Atau Sangan

Kacang goreng sangrai renyah. Bumbu digoreng sangan sampai kekuningan. Kalimat ini sering kita dengar atau baca dalam kehidupan harian. Apakah artinya goreng sangrai atau goreng sangan itu? Goreng sangan atau sangrai  adalah suatu proses penggorengan yang dilakukan tanpa menggunakan minyak. Penggorengan sangan ini menggunakan media alat goreng atau wajan yang dipanaskan dengan sumber panas. Sumber panas ini bisa dengan tungku atau kompor gas.

Bahan yang digoreng ditaruh di atas wajan yang sudah dan terus dipanaskan sampai bahan yang digoreng itu masak sesuai yang diinginkan. Pada saat penggorengan tersebut terjadi perubahan keadaan bahan makanan, baik sifat fisik maupun sifat kimiawinya sehingga keadaan bahan pangan ada yang menjadi lunak dan enak dimakan.

Pemanasan ini mengakibatkan sebagian besar mikroorganisme dan enzim mengalami kerusakan, sehingga bahan yang telah di masak lebih tahan lama beberapa hari. Untuk pengorengan sangan, di gunakan radiasi panas dimana terjadi secara secara pancaran dan berlangsung secara radiasi. 

Proses pengorengan sangan bisanya dilakukan pada bahan biji-bijian seperti kacang tanah, jagung, kopiataupun bumbu masak tertentu. Untuk beberapa jenis makanan misalnya kacang polong dan kacang tanah, penggorengan yang di lakukan adalah sedemikian rupa sehingga tidak terjadi perubahan dalam penampakan ataupun kehillangan rasa sedap. Akan tetapi pada kacang tanah jenis polong-polongan, pemanasan dengan sumber panas yang tinggi dapat menyebabkan kegosongan. Demikian juga untuk goreng sangan bumbu perlu pemanasan yang kecil, tidak panas tinggi supaya tidak gosong.

Cari Menu Sari Rasa

Cetak Halaman Ini

Peta Sari Rasa

Formulir Kontak Sari Rasa

Nama

Email *

Pesan *