SELAMAT DATANG DI KATERING SARI RASA

Manfaat Jambu Biji

JAMBU batu atau yang sering dikenal dengan jambu biji ini merupakan buah yang digemari banyak orang. Buah yang berwarna hijau dengan daging buah berwarna putih atau merah dan berasa asam manis ini, sering dijumpai di pasar maupun swalayan. Selain enak dan segar jambu ternyata memiliki banyak kandungan gizi yang sangat bermanfaat untuk kesehatan. Kandungan Vit C, A, B kompleks, serat dan banyak mineral lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh. Berikut manfaat jambu biji untuk kesehatan:

1. Jambu biji kaya akan astringent (senyawa yang membuat gusi terasa lebih kencang dan segar setelah mengunyah daun jambu biji atau makan jambu biji mentah). Kandungan astringent dalam jambu biji bersifat alkali dan memiliki kemampuan desinfektan serta anti bakteri, sehingga membantu penyembuhan disentri karena mikroba dengan cara menghambat pembentukan lendir lendir dari aktifitas bakteri penyebab disentri di usus.

2. Jambu biji segar sangat kaya akan kalium, bahkan lebih banyak dibandingkan dengan pisang per 100 g berat buah. Kalium merupakan komponen penting dari sel dan cairan tubuh yang membantu mengontrol detak jantung dan tekanan darah.

3. Vitamin B pada jambu biji memainkan peran penting dalam kesehatan fungsi otak. Jambu biji kaya akan vitamin B3 dan B6. Vitamin B3,dikenal juga sebagai niasin yang berfungsi merangsang fungsi otak dan meningkatkan aliran darah, dan vitamin B6, juga dikenal sebagai pyridoxine, adalah nutrisi penting untuk otak dan fungsi saraf.

4. Mungkin masih sedikit yang tau bahwa jambu biji bermanfaat untuk mengobati batuk dan flu. Yang digunakan adalah buah yang masih mentah dengan cara dijus. Jus jambu biji mentah atau daun jambu biji sangat membantu meringankan batuk dan flu dengan melonggarkan pernapasan, desinfektan saluran tenggorokan, mengurangi lendir, pernapasan dan paru-paru serta menghambat aktivitas mikroba.

5. Jambu biji rendah akan kalori dan lemak namun mengandung vitamin penting di antaranya, mineral, dan senyawa antioksidan poli-fenolik dan flavonoid yang berperan penting dalam pencegahan kanker, anti-penuaan, serta meningkatkan daya tahan tubuh.

6. Studi menunjukkan bahwa likopen dalam jambu biji muda dapat mencegah kerusakan kulit dari efek sinar UV dan memberikan perlindungan dari kanker prostat.

7. Jambu juga merupakan sumber vitamin B kompleks seperti asam pantotenat, niasin, vitamin B6 (pyridoxine), vitamin E dan K, dan mineral seperti magnesium, tembaga, dan mangan. Mangan digunakan oleh tubuh sebagai faktor rekan untuk enzim antioksidan, superoksida dismutase. Tembaga dibutuhkan dalam produksi sel darah merah.

8. Jambu biji sudah lama dipercaya dapat mengobati penyakit demam berdarah. Untuk mengobati demam berdarah, biasanya orang mengonsumsi jusnya. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh BPOM menunjukkan bahwa ekstrak daun jambu biji ternyata dapat menghambat pertumbuhan virus dengue penyebab demam berdarah dengue (DBD).

Ekstrak daun jambu biji juga dapat meningkatkan jumlah trombosit dalam darah. Trombosit ini jumlahnya akan menurun sangat drastis pada penderita DBD sehingga mudah terjadi pendarahan. Pengujian lebih lanjut juga membuktikan bahwa ekstrak daun jambu biji ini tidak bersifat racun sama sekali (aman untuk dikonsumsi).
dikutip dari berbagai sumber

Gerakan Makan Ikan (Germani)

Saat ini pemerintah sedang giat mengampanyekan Gerakan Makan Ikan (Germani). Memang, jika melihat pola konsumsi masyarakat yang ada saat ini, mengonsumsi ikan belum menjadi hal rutin yang biasa dilakukan. Para ibu di rumah pun terbiasa menyajikan hidangan daging ayam atau daging sapi ketimbang ikan. Hal ini bisa jadi lantaran keinginan dari pihak anak-anak.
Terlebih lagi dengan kemunculan gerai-gerai fast food ternama yang menyajikan hidangan kategori junk food. Diperkuat dengan iklan-iklan fast food tersebut yang ditayangkan di televisi secara bombastis. Membuat anakanak makin berpikir junk food adalah lifestyle masa kini. Mengonsumsinya berarti sebuah gengsi tersendiri. Beda bukan dengan makan ikan?

Jika dilihat, konsumsi ikan nasional memang mengalami kenaikan. Dari 29,08 kg per kapita per tahun pada 2009, menjadi 30,47 kg per kapita per tahun pada 2010. Meski demikian, angka ini masih amat jauh tertinggal dibandingkan negara maju lain. Sebagai contoh, konsumsi ikan di Jepang mencapai 110 kg per kapita per tahun, Korea Selatan 85 kg per kapita per tahun, dan Malaysia 45 kg per kapita per tahun.

“Padahal, ikan terutama ikan air laut menyimpan kandungan gizi yang sangat berguna bagi kesehatan,” kata Presiden Asosiasi Ahli Kuliner Indonesia Henry Alexie Bloem.

Kandungan asam omega 3 pada ikan laut sangat berguna untuk menanggulangi sejumlah penyakit degeneratif seperti jantung, penyumbatan pembuluh darah, kanker, dan hipertensi. Konsumsi ikan secara kontinu juga terbukti mampu menghambat dampak buruk penyakit jantung.

Menurut ahli gizi, mengonsumsi ikan 30 gram sehari dapat menekan risiko kematian akibat penyakit jantung hingga 50 persen. Adapun udang, memiliki kandungan fosfor dalam tubuhnya yang berguna membentuk tulang dan gigi yang kuat.

Kulit udang bermanfaat membantu pembentukan tulang rawan pada persendian tulang.  Lain lagi dengan cumicumi yang merupakan sumber aneka vitamin penting. Seperti asam folat, B12, dan vitamin larut lemak (A,D,E, K). Sementara asam lemak omega-3 dalam kepiting berfungsi menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah sehingga mencegah penyakit kardiovaskular, meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan fungsi sistem saraf dan kesehatan mata, serta meningkatkan kecerdasan otak bila diberikan sejak dini.

Henry menanggapi positif pencanangan program makan ikan. Menurut dia, perairan Indonesia memang kaya beragam jenis ikan.

“Kalau seafood, orang kita memang suka. Lihat saja restoran seafood selalu penuh. Ikan air tawar seperti bandeng dan lele juga banyak yang suka,” kata chef di sebuah hotel berbintang di daerah Seminyak, Bali, itu.

Henry mengaku lebih senang menggunakan ikan lokal ketimbang ikan impor. Tak heran,ia jarang mengolah ikan semacam salmon atau dori.

“Justru kita harus mengenalkan ikan-ikan di Indonesia kepada tamu asing. Ikan-ikan itu juga enak kok dagingnya, selama kita mampu mengolahnya dan menggunakan kreativitas memasak,” papar Henry. Sementara itu, menurut Chef Restoran D’Bakul Sudiro, sebetulnya kebiasaan memakan ikan sudah ada sejak dahulu.

“Orang zaman dahulu lebih banyak mengonsumsi ikan, baik ikan air laut maupun ikan air tawar, dibandingkan mengonsumsi daging sapi atau daging ayam,” katanya.

Itulah sebabnya, di dalam tradisi kuliner masyarakat, resep-resep masakan atau olahan berbahan baku ikan cukup banyak ditemukan dan sangat beragam karena pola makan ikan sebetulnya sudah jauh berkembang di kalangan orang tua kita sehingga budaya makan ikan bukan sesuatu yang baru. Namun, kebiasaan ini tergerus oleh zaman dengan menjamurnya restoran fast food.

Jadi perlu diingat mengonsumsi seafood memang lebih sehat ketimbang memilih daging ayam ataupun daging sapi.
Sumber: Harian SINDO

Ikon Kuliner Nusantara


INDONESIA boleh berbangga hati sebab negeri ini akan memiliki ikon kuliner. Kegiatan promosi akan dilakukan secara gencar.  Dua tahu ke depan, tepatnya November 2014, Indonesia sudah mempunyai ikon kuliner Nusantara. Kesimpulan ini didapatkan berdasarkan temu bicara antara ICA (Indonesian Chef Association) dengan perwakilan Dirjen Pariwisata dengan agenda memajukan kuliner Indonesia di mata dunia.

"Meskipun dibilang kita terlambat, tapi setidaknya ada usaha, yang melibatkan orang-orang profesional di bidang kuliner. Targetnya November 2014 sudah ditentukan makanan Indonesia yang akan menjadi ikon," kata Ketua Indonesian Chef Association  Henry Bloom,  usai rapat bersama ICA dengan Dirjen Pariwisata di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Rabu (29/8/2012).

Meski sudah memiliki target, diakuinya sangat sulit untuk menentukan kuliner Nusantara yang akan menjadi ikon dan dipromosikan di pasar pencinta kuliner luar negeri. Indonesia memiliki kekayaan kuliner berlimpah dari setiap budaya serta daerah yang tersebar. Bila ikon tersebut sudah ditunjuk, Herry mengatakan, banyak cara bisa dilakukan untuk mempromosikannya, juga kuliner Nusantara lainnya.  "Nanti akan didorong terus, seperti hotel-hotel harus memasang menu yang sudah ditentukan itu. Keluar negeri, menu itu juga harus dibawa. Kalau kuliner Indonesia sudah ada ikonnya, maka kita semakin mampu sejajar dengan negara-negara lain," tukasnya.

Hindari Makan Cepat



Apa hubungan makan cepat dengan kegemukan? Mereka yang suka makan cepat cenderung lebih cepat gemuk. Cara makan secara perlahan dan menikmati makanannya, maka akan memberikan cukup banyak waktu agar tubuh dapat memberi sinyal kenyang pada otak. Otak akan mengendalikannya kapan harus berhenti makan cukup sehingga porsi makanan yang dimakan lebih sedikit. Hindari juga makan sambil mengobrol atau menonton televisi. Kebiasaan seperti ini akan membuat Anda makan dalam porsi lebih banyak.

Cari Menu Sari Rasa

Cetak Halaman Ini

Peta Sari Rasa

Formulir Kontak Sari Rasa

Nama

Email *

Pesan *