Aku menghampiri warung nasi goreng yang sudah menjadi langgananku.
Tetapi, aku sudah agak lama tidak mengunjungi warung tersebut. Sesampainya di warung
yang aku harapkan, aku langsung pesan nasi goreng kesukaanku. “Bu ....., aku pesen nasi goreng komplit!” kataku
dengan semangat karena sudah menahan lapar dan membayangkan lezatnya nasi
goreng. Nasi goreng pesenanku segera dibuatkan karena
pengunjungnya tidak begitu banyak. Tak sampai 10 menit nasi goreng pesananku
sudah selesai dimasak dan segera disajikan untukku. Lalu, penjual itu menghampiriku dengan sepiring
nasi goreng yang masih mengeluarkan asap harum mengundang selera.
“Ini pesanan nasi gorengnya Pak, silakan dinikmati!” kata si
Ibu dengan senyum kalem. “Bu .... koq tidak ada bawang merah goreng?” kataku sedikit protes. Rasanya
kurang mantap kalau makan nasi goreng tanpa bawang merah goreng. Ibu itu menyahut sambil memalingkan wajahnya, “Maaf
Pak, bawang merah mahal !” Sambil menggerutu aku bergumam sendiri sambil
mencicipi nasi goreng. Rasanya tidak seperti biasanya dibanding dengan waktu aku masih sering
datang makan ke tempat ini.
Kataku, “ Bu ..., apakah nasi goreng ini tidak memakai bumbu
bawang putih?” Dengan wajah lesu, ibu itu menjawab, “ Maaf Pak, bawang putih
mahal!” Aku mulai jengkel atas jawab ibu tersebut. Lalu, aku bertanya
menggoda untuk mengalihkan kejengkelanku, “Bu ..., apakah kalau beras mahal nasi
gorengnya tidak pakai nasi? Berarti ibu akan menutup warung nasi gorengnya?”
Ibu itu tersipu malu dengan wajah mulai memerah dan kebingungan. Dan, akupun dengan segera membayar dan pergi tanpa menghabiskan nasi goreng tersebut. Aku masih lapar dan jengkel .... @*#*?>*%.....!